Penyuluhan Dokter Muda FKUB Dalam Giat Posbindu SMARThealth Di Desa Sukolilo

Posbindu SMARThealth merupakan suatu kegiatan yang melibatkan peran serta masyarakat dalam melakukan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) yang dilaksanakan secara terpadu, rutin dan periodik, utamanya yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular dan pembuluh darah lainnya.

Fokus deteksi dini faktor risiko terkait penyakit kardiovaskular yang umum dilakukan dalam giat Posbindu SMARThealth itu meliputi hipertensi, diabetes mellitus, dan obesitas. Terkait dengan hal itu, para dokter muda dari Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan (IKM KP) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) mengadakan pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan.

Kepala Desa Sukolilo berpose bersama dokter muda FKUB, Babinsa, dan tenaga kesehatan

Pemeriksaan dan penyuluhan para dokter muda dari Kelompok 5 dibawah asuhan pembimbing dr. Nikma Fitriasari, MMRS, ini diadakan di rumah Ibu Halimatus Sa’diyah yang berada di Dusun Patuk RT 28 RW 11 Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Kamis (18/11/2021).

Giat dokter muda ini menyatu dalam giat Posbindu SMARThealth Desa Sukolilo. Acara dimulai pada pukul 08.53 WIB setelah ada tiga orang mengawali datang dalam giat Posbindu SMARThealth tersebut. Alur pemeriksaan faktor risiko atau skrining sama seperti pada umumnya, hanya saja karena ada dokter muda yang juga bermaksud menyelenggarakan pembelajaran, maka sejumlah meja yang biasanya dilayani oleh kader SMARThealth, untuk sementara ditangani oleh para dokter muda dari FKUB tersebut.

Pengukuran tekanan darah oleh dokter muda FKUB

Begitu warga datang ke lokasi gelaran Posbindu SMARThealth, mereka diminta menyerahkan foto kopi KTP. Penerimanya adalah bidan Sari Diah, A.Md. Keb. Oleh bidan, foto kopi KTP itu akan distaples bersama dengan Kartu Skrining Kesehatan Posbindu PTM (Sesuai Offline Puskesmas) dan Kuesioner Surveillance Penyakit Tidak Menular (PTM) Berdasarkan WHO STEPS Instrument for Non-Communicable Disease Risk Factor Surveillance.

Setelah distaples, berkas itu diberikan kepada warga untuk mengikuti tahap pemeriksaan faktor risiko. Dari tempat duduk bidan, warga disuruh melakukan pengukuran tinggi/berat badan serta lingkar perut. Pengukuran tersebut dilayani oleh dokter muda Emanuela Indah Hanani. Hasil pengukurannya dicatat oleh kader Pembantu Petugas (Bagas) Desa Siaga, Umrotul, ke dalam Kartu Skrining dan Kuesioner Surveillance Penyakit Tidak Menular (PTM).

Cek gula darah oleh dokter muda FKUB

Dari situ, kemudian warga diminta untuk menuju ke meja pemeriksaan tekanan darah. Di meja itu terdapat dua dokter muda, yaitu Muhammad Dzulfikar Arminsya dan Eriska Siti Rohmania, yang siap melakukan pengukuran tekanan darah secara manual. Hasil pengukurannya juga dituliskan ke dalam Kartu Skrining Posbindu PTM.

Usai ditensi, warga bergeser ke tempat duduk yang berada di sebelah utaranya. Tempat duduk itu berada di meja pemeriksaan gula darah. Di meja itu terdapat dua dokter muda Merlin Muktiali dan Cindy Widika Pratiwi yang melayani cek gula darah. Hasilnya dicatat ke dalam Kartu Skrining Posbindu PTM.

Penyuluhan hipertensi, diabetes mellitus dan gaya hidup CERDIK

Dilihat dari hasil pengukuran tekanan darah dan cek gula darah bila mengindikasikan di atas rata-rata, maka warga dipersilakan menuju ke meja konsultasi. Sebelum penyuluhan dokter muda, konsultasi dilayani oleh perawat Sela Novitasari, A.Md. Kep., namun setelah penyuluhan, konsultasi dilakukan oleh dr. Anggi Gilang Yudiansyah dari Puskesmas Wajak. Karena perawat Sela dan penanggung jawab program PTM Puskesmas Wajak Nurul Hidayati, A.Md. Kep. bergegas menuju ke Desa Dadapan untuk terlibat dalam vaksinasi.

Bagi yang tidak terindikasi memiliki faktor risiko tinggi, warga langsung dipersilakan masuk ke dalam ruang tamu rumah Ibu Halimatus Sa’diyah. Di ruang tamu itu, warga diminta untuk mengisi Kuesioner Surveillance Penyakit Tidak Menular (PTM), yang halaman 1 dan 2 dulu (pretest). Yang halaman 3 mengisinya nanti setelah penyuluhan selesai (posttest). Yang tidak bisa baca tulis dipandu oleh kader SMARThealth yang sedang melakukan entry data langsung menggunakan aplikasi eKader di ruang tamu tersebut. Ada lima kader SMARThealth yang ada di ruang tamu tersebut, yaitu Sofi’iyah, Khoirul Lutfi, Lailatul Nikmah, Wiwin Hidayati, dan Puput Endang Setyowati.

Dokter Puskesmas Wajak sedang memberikan konsultasi kepada warga

Pukul 10.00 WIB diadakan penyuluhan bertempat di ruang tamu yang bisa memuat sampai 40 orang lebih. Yang memberikan penyuluhan perihal hipertensi, diabetes mellitus, dan gaya hidup CERDIK ini dilakukan oleh dua dokter muda, yaitu Emanuela Indah Hanani dan Merlin Muktiali.

Selesai penyuluhan, warga sudah boleh meninggalkan tempat dan pulang. Pada waktu itu yang hadir baru 45 orang dari 50 undangan yang telah disebar. Kekurangannya akhirnya dibantu oleh pemilik rumah dan Babinsa Agung ST untuk menggenapinya. Tapi ternyata yang datang ada 8 orang.

Kader SMARThealth foto bersama dokter Puskesmas Wajak, dokter muda FKUB dan perawat Desa Sukolilo

Mereka dilayani oleh para dokter muda dan langsung konsultasi dengan dr. Anggi Gilang Yudiansyah. Sang dokter yang ramah itu akan memberikan “wejangan kesehatan” kepada warga tersebut dengan sabar, dan akan diberikan obat secukupnya. Pemberian obat ini dibantu oleh perawat Desa Sukolilo, Fahazzah Indra Lukmana, A.Md. Kep.

Dalam giat Posbindu SMARThealth yang dihadiri oleh Kepala Desa Sukolilo Joni Arifin, Kepala Dusun Patuk Mohammad Soleh, dan perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) ini, selesai pada pukul 11.27 WIB. Giat itu berhasil memeriksa faktor risiko warga sebanyak 53 orang, dengan rincian 6 orang laki-laki dan 47 orang perempuan. *** [181121]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment