Refreshing Kader SMARThealth Kelurahan Kepanjen Dalam Piloting NIHR: Ilmu Di Ujung-Ujung Jari Atau Hanya Lewat Di Ujung Telinga?

Usai dua hari menyerap ilmu dalam pelatihan NIHR sebagai bagian implementasi program piloting NIHR di Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, kader SMARThealth setempat tak langsung berhela-hela. Tiga hari berselang, kader SMARThealth Kelurahan Kepanjen kembali berkumpul di Balai RW 01 yang terletak di Jalan Banurejo RT 05 RW 01 untuk melakukan refreshing.
Refreshing dalam konteks ini adalah penyegaran kembali. Inilah sebuah sesi di mana di dalamnya ada sebuah upaya menguji yang dilakukan oleh Tim Peneliti NIHR (National Institute for Health and Care Research) Universitas Brawijaya (UB) terhadap lima orang kader SMARThealth – Agustin Shintowati, Kristin Mariana, Sumarmi Warto Dewo, Rusmini, Ninik Kartini – yang telah mengikuti pelatihan NIHR: apakah ilmu yang kemarin ditanam telah berakar, atau justru terbang menguap tertiup waktu?

Kader urutan nomor 1 sedang melakukan anamnesa dengan mewawancarai pasien


Kegiatan refreshing yang dilaksanakan pada Sabtu (26/04) ini dirancang sebagai ajang penguatan pengetahuan dan keterampilan para kader sebelum mereka terjun langsung melakukan skrining kesehatan kepada masyarakat.
Acara ini dimulai pada pukul 09.43 WIB dengan diawali pre-test untuk mengukur pemahaman awal kader terhadap materi yang telah diberikan sebelumnya. Setelah itu dilanjutkan dengan post-test terkait promkes dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan oleh staf NIHR Universitas Brawijaya (UB) Hilda Irawati, S.Stat.

Kader urutan nomor 2 sedang melakukan pengukuran antropometri berupa tinggi badan. Kebetulan kadernya lebih pendek ketimbang pasiennya.


Selesai melakukan pre-test dan post-test, lima orang kader diajak mempraktikkan penggunaan aplikasi SMARThealth yang di dalamnya terdapat instrumen skrining kesehatan, mulai dari anamnesa, pengukuran, hingga edukasi atau promosi kesehatan (promkes).
Pada uji keterampilan kader tersebut, personil Tim Peneliti NIHR UB disebar. Ada yang menjadi probandus dan ada pula yang melakukan pengamatan dengan menggunakan checklist keterampilan kader, mulai dari cara menerima pasien, menjelaskan kepada pasien, berkomunikasi dengan pasien, keterampilan menggunakan aplikasi SMARThealth dan keterampilan melakukan pengukuran kesehatan terhadap pasien serta bagaimana menyampaikan hasil pengukuran maupun promkes kepada pasien.

Kader dengan urutan nomor 3 sedang melakukan pengukuran laju pernapasan pasien


Pembagian sebarannya adalah kader Agustin Shintowati dengan probandus Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH dan pengamatnya adalah dr. Devita Rahmani Ratri, M.Sc. Kader Kristin Mariana mendapatkan probandus Raissa Manika Purwaningtuas, S.Keb., Bd., M.Sc dan pengamatnya yaitu dr. Harun Al Rasyid, MPH. Kader Sumarmi Warto Dewo dengan probandus Fildzah Cindra Yunita, S.Kep., MPH dan pengamatnya adalah Dwi Sari Puspaningtyas, MSPH. Kader Ninik Kartini dengan probandus Raissa Manika Purwaningtuas, S.Keb., Bd., M.Sc dan pengamatnya yakni Meutia Fildzah. Sedangkan, kader Rusmini memperoleh probandus Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked.Trop dan pengamatnya adalah dr. Harun Al Rasyid.
Dalam praktik tersebut, tidak dijumpai pertanyaan untuk pengukuran lingkar perut manakala tinggi badannya berhasil diukur. Sebaliknya, bila tinggi badan pasien tidak bisa diukur karena sesuatu hal maka pertanyaan untuk lingkar perut baru muncul dan perlu diisi.

Kader dengan urutan nomor 4 melakukan pengecekan kadar gula darah pasien


Pukul 11.57 WIB lima kader telah unjuk dalam keterampilan penggunaan aplikasi SMARThealth, pengukuran kesehatan, dan promkes. Setelah itu, Fildzah Cindra Yunita menerangkan standard operating procedure (SOP) yang harus dimengerti oleh kader dalam melakukan piloting NIHR dalam 6 minggu ke depannya, dan sekaligus Tim Peneliti NIHR UB langsung membelikan kartu perdana Telkomsel untuk menjalankan aplikasi SMARThealth tersebut.
Selesai membahas SOP bersama kader, acara dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) Evaluasi Pelatihan Kader SMARThealth yang dimoderatori oleh Fasilitator NIHR dan notulis oleh Raissa Manika Purwaningtuas.

Kader dengan nomor urut 5 melakukan pengukuran dengan oksimeter


FGD tersebut dilakukan untuk melihat persepsi umum terhadap pelatihan; kesesuaian materi dengan kebutuhan; metode dan kualitas penyampaian materi; pelaksanaan teknis dan waktu; aplikasi; dan harapan ke depan. Selesai FGD, dilakukan post-test sekali lagi.
Baru setelah rangkaian refreshing berakhir, acara langsung diisi dengan rujakan. Rujakan di sini memiliki arti kegiatan makan rujak bersama-sama. Kader menyuguhkan menu rujak dengan aneka buah, seperti mentimun, bengkoang, belimbing, mangga muda, jambu batu, nanas, jeruk bali dan tahu goreng. Sambalnya pun dihadirkan dalam dua rasa: pedas dan manis.

Refreshing Kader SMARThealth Kelurahan Kepanjen Dalam Piloting NIHR: Ilmu Di Ujung-Ujung Jari Atau Hanya Lewat Di Ujung Telinga?
FGD Evaluasi Pelatihan Kader SMARThealth oleh Fasilitator NIHR UB


Suguhan rujak yang dihadirkan oleh kader tersebut bukan tanpa alasan. Saking menghayati materi promkes yang diajarkan oleh dr. Harun Al Rasyid sebelumnya menyebutkan bahwa gizi seimbang yang baik adalah menu buahnya kalau bisa lebih banyak ketimbang sayurnya dan nasinya lebih sedikit ketimbang sayurnya.
Rujakan ini menandai berakhirnya sebuah proses penyegaran yang bukan hanya menguji ingatan, tapi juga mengasah kesiapan. Kini, dengan pengetahuan yang lebih tajam dan keterampilan yang diperbarui, kader SMARThealth Kelurahan Kepanjen siap melangkah untuk melaksanakan piloting NIHR dalam 6 minggu ke depan – sebagai misi yang mereka emban – bukan hanya di ujung-ujung jari tapi dari hati yang paling dalam. *** [270425]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo     |     Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment