“Plastic waste is now found in the most remote areas of the planet. It kills marine life and is doing major harm to communities that depend on fishing and tourism.” – António Guterres, the United Nations Secretary-General
Pada waktu mengikuti Refreshing Kader Kesehatan Kelurahan Kepanjen di Pantai Kondang Merak, saya menjumpai tulisan yang menjadi judul di atas. Tulisan tersebut ditulis di atas plang besar terbuat dari papan hasil potongan pohon, dan dipasang di batang salah satu pohon yang berada di sepanjang garis Pantai Kondang Merak, yang berada di Desa Sumberbening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang.
Plang tulisan itu sumbangan dari SD Insan Amanah Malang ketika melakukan beach cleaning di Pantai Kondang Merak kala itu. Beach cleaning sendiri merupakan aktivitas membersihkan sampah di sepanjang area pantai.
SD Insan Amanah merupakan sekolah Istimewa yang beralamatkan di Perum Griyashanta Blok M Jalan Soekarno-Hata, Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Pengertian Istimewa di sini merupakan akronim dari Islami, Berteknologi Modern, dan Berwawasan Global.
Dikutip dari video profil – SD Insan Amanah, SD Insan Amanah memiliki misi sekolah yang berhubungan dengan lingkungan, yakni mengembangkan dan melestarikan lingkungan sekolah yang sehat dan sekolah yang berwawasan lingkungan; serta mengembangkan budaya dan kepedulian terhadap lingkungan bersih dan sehat bagi stakeholder dan warga sekolah, baik lingkungan fisik atau non fisik.
Hal ini selaras dengan motto SD Insan Amanah yang Istimewa tersebut. Kehidupan Islami menjadi landasan utama bagi sekolah tersebut beraktivitas. Dalam Islam, berperilaku umat dalam melakukan pengelolaan alam dengan baik harus dipedomani.
Pelestarian lingkungan hidup dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah fikih lingkungan hidup (fiqhul bi’ah). Fiqhul bi’ah (fikih lingkungan) adalah ketentuan-ketentuan Islam yang bersumber dari dalil-dalil yang terperinci tentang perilaku manusia terhadap lingkungan hidupnya dalam rangka mewujudkan kemaslahatan penduduk bumi secara umum dengan tujuan menjauhkan kerusakan yang terjadi.
Oleh karena itu, logo SD Insan Amanah itu menggunakan tulisan Arab “Nasyrul ‘Ilmi“. Nasyrul ‘ilmi artinya menyebarluaskan ilmu. Nasyrul ‘ilmi itu bukan hanya mengajar tapi juga harus bisa mengamalkannya melalui tindakan-tindakan yang mulia.
Kegiatan-kegiatan terkait lingkungan yang dilakukan SD Insan Amanah, di antaranya kegiatan berwawasan lingkungan (eco theatre), beach cleaning, field trip mengenal keragaman hayati, field trip mengenal anatomi tubuh manusia, dan field trip untuk melestarikan tumbuhan.
Jadi, tulisan yang menjadi judul di atas memang terlihat sederhana namun sesungguhnya memiliki pengertian yang kompleks. Dunia sedang menghadapi keadaan darurat global atas lautan. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) António Guterres dihadapan para pemimpin Group of Seven (G7) Summit atau KTT Kelompok Tujuh di Charlevoix, Quebec, Kanada, pada 8-9 Juni 2018, mengatakan “Plastic waste is now found in the most remote areas of the planet. It kills marine life and is doing major harm to communities that depend on fishing and tourism” (Sampah plastik kini ditemukan di daerah-daerah terpencil di planet ini. Sampah ini membunuh kehidupan laut dan menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat yang bergantung pada perikanan dan pariwisata).
Lebih lanjut, Sekjen PBB António Guterres menerangkan bahwa jumlah sampah plastik di lautan dunia akan lebih banyak daripada ikan yang hidup di dalamnya, pada tahun 2050, kecuali jika ada perubahan arah.
Ren-Shou Yu et. al. (2023) dalam research article “Global analysis of marine plastics and implications of control measure strategies” yang terbit dalam Frontiers in Marine Science, menjelaskan bahwa polusi plastik telah menjadi tantangan lingkungan dan kesehatan yang signifikan di seluruh dunia. Produksi dan konsumsi plastik telah meningkat secara signifikan selama beberapa dekade terakhir, dengan produksi plastik global mencapai 368 juta metrik ton pada tahun 2019.
Meskipun plastik memiliki banyak manfaat di berbagai sektor, termasuk pengemasan makanan, perlengkapan medis, dan konstruksi, pembuangannya yang sembarangan dan kurangnya pengelolaan limbah yang tepat telah mengakibatkan masalah lingkungan yang meluas.
Dampak polusi plastik terhadap ekosistem laut dan kesejahteraan manusia sangat parah dan luas. Sampah plastik di laut membahayakan spesies laut dan habitatnya, mengganggu fungsi ekosistem, dan menyebabkan kerugian ekonomi bagi perikanan dan pariwisata.
Polusi plastik juga menimbulkan ancaman bagi kesehatan manusia melalui konsumsi makanan laut dan air yang terkontaminasi, serta melalui penghirupan dan konsumsi mikroplastik. Selain itu, polusi plastik memperburuk perubahan iklim dengan berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca dari produksi dan pembuangan plastik.
Dari analisa tersebut, kita patut memberikan apresiasi kepada SD Insan Amanah yang telah bertindak nyata dalam menjaga lingkungan, seperti kegiatan beach cleaning dan menempelkan plang berisi informasi penting terkait sampah plastik di lokasi wisata Pantai Kondang Merak, yang berada di pesisir Samudera Indonesia, Kabupaten Malang.
Karena bagaimana pun juga sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik atau dibuang sembarangan akan menjadi ancaman besar bagi ekosistem laut dunia. *** [261124]
Oleh: Budiarto Eko Kusumo | Editor: Budiarto Eko Kusumo