Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) atau yang di Indonesia dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronis dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur” mengagendakan Focus Group Discussion (FGD) dengan anggota komunitas di empat desa yang menjadi pilot project.
Pelaksanaan FGD Anggota Komunitas di Desa Krebet Senggrong sempat tertunda dikarenakan pada tanggal 14 Mei 2024 ada orangtua kader kesehatan yang meninggal. Kebetulan peserta FGD tersebut harus membantu dalam penguburan jenazahnya, sehingga pelaksanaan FGD harus dipending dulu.
Kemudian implementasinya direschedule, dan pada hari Senin (03/06) ini akhirnya pelaksanaan FGD Anggota Komunitas di Desa Krebet Senggrong bisa terlaksana di ruang kerja Kepala Desa (Kades) Krebet Senggrong yang beralamatkan di Jalan Krebet Senggrong No. 1 Dusun Krapyak Jaya RT 17 RW 04 Desa Krebet Senggrong, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.
FGD Anggota Komunitas Desa Krebet Senggrong, Kecamatan Bululawang |
Dalam FGD Anggota Komunitas, saya menjadi moderator dalam jalannya pelaksanaan FGD yang didampingi oleh Meutia Fildzah Sharfina (administrator), Hilda Irawati (rekaman/dokumentasi), dan Serius Miliyani (notulis). Sedangkan, Eko Teguh Purwito dan Supyandi merampungkan pengamatan langsung (direct observation) yang didampingi dua perangkat desa yaitu Sueb dan Supriyadi.
Acara ini dimulai pada pukul 09.42 WIB, dan diikuti oleh enam orang yang terdiri dari Kades, Kepala Dusun (Kasun), Ketua BPD dan anggota BPD serta dua orang kader Posyandu Lansia. Sebelum dimulai, moderator memperkenalkan diri dan anggota Tim Penelitian NIHR terlebih dahulu kepada peserta FGD. Setelah itu, barulah dimulai dengan proses FGD Anggota Komunitas dan meminta izin kepada peserta untuk direkam.
Kader Lansia juga bercerita pengalaman dalam FGD Anggota Komunitas |
Pada kesempatan itu, moderator berusaha memantik peserta agar bercerita mengenai layanan dan kondisi kesehatan masyarakat secara umum yang ada di Desa Krebet Senggrong. FGD ini berlangsung sekitar satu jam lebih, dan umumnya mereka tidak asing dengan layanan kesehatan yang ada di desanya maupun sekitarnya, mengingat dua dari enam peserta secara rutin melakukan kontrol layanan kesehatan karena komorbit yang dimilikinya.
Prosesi FGD Anggota Komunitas selesai pada pukul 10.50 WIB. Kemudian Tim Penelitian NIHR yang lain sambil merampungkan administrasi peserta, saya pun keluar dari ruang kerja Kades Krebet Senggrong dan ingin berjumpa dengan Sekretaris Desa (Sekdes) Krebet Senggrong M. Darussalam di ruang kerjanya untu membahas agenda FGD yang akan dijalankan peneliti NIHR dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) namun ternyata Sekdes baru sebentar sebentar.
Pengukuran kualitas udara dengan alat portable di Dusun Krapyak Jaya yang didampingi oleh perangkat desa |
Selesai diajak makan bersama 12 kader yang bertugas dalam Pos Gizi Dashat bersama Ketua Tim Penggerak PKK Desa Krebet Senggrong Ratna Wulan, yang tak lain juga istri Kades Krebet Senggrong, saya pun bisa bertemu dengan Sekdes dan mendiskusikan gelaran FGD berikutnya.
Selesai dari Balai Desa Krebet Senggrong, saya lanjut menuju Balai Desa Bakalan untuk bertemu dengan Sekdes guna mendiskusikan gelaran FGD yang sama untuk dijadwalkan di Desa Bakalan, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang. *** [030624]
Oleh: Budiarto Eko KusumoEditor: Budiarto Eko Kusumo