Writing Workshop Hari Pertama: Mengasah Daya Tulis Ilmiah dan Kebijakan di Renaissance Hall The Golkonda Resorts & Spa

Memasuki hari ketiga rangkaian Third Annual Symposium, Kamis (11/12), suasana intelektual terasa semakin intens di The Golkonda Resorts & Spa, Hyderabad. Para peserta simposium mengikuti Writing Workshop atau Lokakarya Penulisan Ilmiah yang dirancang sebagai ruang belajar mendalam, reflektif, dan kolaboratif. Workshop ini berlangsung selama tiga hari, 11–13 Desember 2025, sebagai bagian tak terpisahkan dari Symposium Tahunan ke-3.

Lokakarya penulisan ini berfokus pada penguatan kapasitas perencanaan dampak (impact planning) bagi peneliti muda dan menengah, serta anggota tim senior NIHR-GHRC NCDs & EC India. Tujuan utamanya adalah memberikan pengalaman praktis bagi peserta dalam mengenali dan menguasai konsep-konsep kunci untuk menerjemahkan bukti penelitian ke dalam konten tertulis yang efektif, baik untuk audiens akademis maupun non-akademis.

Dikemas dalam format writing retreat, workshop ini menciptakan ruang kreatif dan aman agar peserta dapat menulis dengan fokus tanpa gangguan. Peserta didorong untuk mengembangkan disiplin menulis sekaligus menjadi bagian dari sebuah “bidang pembelajaran kreatif” melalui interaksi, pertukaran gagasan, diskusi, dan presentasi. Lebih jauh, lokakarya ini juga membuka peluang kolaborasi internasional dan interdisipliner.

Writing Workshop Hari Pertama: Mengasah Daya Tulis Ilmiah dan Kebijakan di Renaissance Hall The Golkonda Resorts & Spa
Writing a policy brief and lay summary di Renaissance Hall, The Golkonda Resorts & Spa, Hyderabad, India

Mengubah Bukti Menjadi Pesan Kebijakan

Sesi hari pertama dimulai pukul 09.22 WIB di Renaissance Hall, dipandu langsung oleh Laura Downey, Ph.D, Senior Research Fellow The George Institute for Global Health (TGI), conjoint Senior Lecturer University of New South Wales, serta Advanced Research Fellow Imperial College London (ICL).

Dalam paparannya yang bertajuk “Writing a Policy Brief and Lay Summary”, Laura mengajak peserta memahami seni dan strategi menulis untuk menjembatani penelitian dengan kebijakan dan publik luas.

Laura mengawali dengan menjelaskan apa itu policy brief. Policy brief adalah dokumen mandiri, umumnya sepanjang 1–4 halaman, yang menyajikan bukti penelitian dan rekomendasi kebijakan kepada audiens non-spesialis, khususnya pembuat kebijakan.

Berbeda dari ringkasan penelitian, policy brief merupakan interpretasi penelitian untuk kebutuhan kebijakan, dengan tujuan memberikan saran berbasis bukti agar audiens dapat mengambil keputusan yang tepat.

Peserta dari TGI India bertanya dalam Writing a policy brief and lay summary di Renaissance Hall pada hari pertama (Kamis, 11/12)

Audiens policy brief tidak hanya pembuat kebijakan, tetapi juga politisi, jurnalis, dan masyarakat umum. Menurut Laura, policy brief penting karena pembuat kebijakan memiliki waktu yang terbatas. Dokumen ini memungkinkan mereka membaca atau memindai informasi kunci dengan cepat, sekaligus melengkapi artikel jurnal atau laporan penelitian yang lebih mendalam.

Karena sifatnya ringkas dan mudah dibagikan, policy brief berpotensi menjangkau audiens yang jauh lebih luas dan menjadi alat penting dalam penerjemahan serta implementasi penelitian.

Laura juga menjelaskan kapan policy brief digunakan, antara lain saat pembuat kebijakan membutuhkan akses cepat ke poin-poin penting untuk pengarahan, berbagi dengan pemangku kepentingan, menyusun makalah diskusi, menginformasikan presentasi, atau merespons media.

Peserta dari UB bertanya dalam Writing a policy brief and lay summary pada hari pertama (Kamis, 11/12)

Ciri Policy Brief yang Efektif

Sebuah policy brief yang baik, menurut Laura, ditopang oleh beberapa faktor kunci: adanya interaksi antara peneliti dan pembuat kebijakan, ketepatan waktu, relevansi isu, penekanan pada informasi terpenting, serta kemudahan untuk dipindai.

Pesan-pesan kunci harus ringkas, didukung ringkasan eksekutif yang singkat, dan ditautkan dengan laporan lengkap atau artikel jurnal untuk bacaan lanjutan.

Selain policy brief, Laura juga mengulas apa itu lay summary atau ringkasan awam. Lay summary adalah penjelasan singkat dan jelas tentang temuan penelitian yang ditujukan untuk masyarakat umum, dengan menghindari jargon teknis dan bahasa yang rumit.

Ia memaparkan elemen-elemen kunci lay summary: menjelaskan tujuan dan pentingnya penelitian, menjawab pertanyaan dasar (siapa, apa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana), menggunakan bahasa sederhana dan suara aktif, menjaga keringkasan, serta – jika memungkinkan – menambahkan elemen visual. Lay summary sebaiknya ditutup dengan pernyataan singkat yang merangkum temuan utama dan signifikansinya.

Project Manager NIHR UB mengikuti mentoring dengan Dr. Devarsetty Praveen (TGI India) di selasar Renaissance Hall Lantai 2

Dari Tujuan hingga Pesan Kunci

Dalam sesi cara menulis ringkasan kebijakan, Laura menguraikan langkah-langkah praktis: menentukan tujuan, mengenali audiens, merumuskan rekomendasi berbasis bukti, menggunakan struktur sederhana, dan menyusun pesan-pesan utama.

Pesan utama ini harus mampu berdiri sendiri – menyampaikan inti temuan dan implikasinya meskipun pembaca tidak membaca bagian lain. Ia menekankan pentingnya membuat teks mudah dibaca, dengan satu ide per kalimat dan kalimat singkat sekitar 20 kata.

Sebagai ilustrasi, Laura menampilkan contoh lay summary tentang efektivitas galantamine pada penderita demensia akibat Alzheimer dan gangguan kognitif ringan, serta contoh policy brief bertajuk “Why invest in prevention in the first 2000 days?”. Contoh tersebut menyoroti urgensi pencegahan penyakit kronis dan kuatnya bukti intervensi pada fase pra-konsepsi dan kehamilan.

Pada sesi presentasi umum, Laura juga membahas aspek teknis seperti bahasa, judul, isi teks, dan tata letak, serta membagikan berbagai sumber rujukan untuk policy brief dan lay summary yang berkualitas.

Peserta Third Annual Symposium yang mengikuti mentoring Dr. Asri Maharani (University of Machester) pada hari pertama (Kamis, 11/12)

Diskusi, Mentoring, dan Latihan Menulis

Paparan Laura memantik diskusi aktif. Berbagai pertanyaan muncul dari peserta, antara lain Dr. Chris Mary Kurian (TGI India), Dr. Devarsetty Praveen (TGI India), Dwi Sari Purpaningtyas, MSPH (UB), Dr. Somnath Panda (SRIHER), Sarah Iqbal (TGI India), serta peserta lain dari TGI India. Diskusi ini memperkaya perspektif dan memperdalam pemahaman peserta terhadap praktik penulisan kebijakan dan ringkasan awam.

Setelah sesi tanya jawab, kegiatan dilanjutkan dengan mentoring dan latihan penulisan hingga lunch break, kemudian diteruskan kembali dengan mentoring intensif pada siang hari.

Presentasi Subhasin dari SRIHER dalam Writing Workshop hari pertama (Kamis, 11/12)

Menyederhanakan Proses Publikasi

Pukul 16.55 IST, peserta kembali berkumpul di Renaissance Hall untuk sesi presentasi berikutnya oleh Subashin T., Scientific Administrative Assistant Project Associate I (NIHR-GHRC NCDs & EC) SRIHER, Chennai. Presentasinya berjudul “Streamlining the Publication Submission Processes: To Avoid Desk Rejection, from Finding the Right Journals to the Final Submission.”

Subashin memaparkan pentingnya menyederhanakan proses publikasi, mulai dari pencarian jurnal yang tepat, evaluasi cakupan dan indeksasi, pemahaman kuartil dan metrik, persiapan dokumen, pemeriksaan kualitas pra-pengiriman, alur pasca-pengiriman, tantangan yang sering dihadapi, hingga penggunaan journal submission tracker. Sesi ini ditutup dengan tanya jawab yang interaktif.

Peserta Third Annual Symposium yang duduk di meja bundar bagian belakang dalam Writing Workhsop hari pertama (Kamis, 11/12)

Penutup Hari Pertama

Pukul 17.26 IST, Laura Downey menyampaikan closing statement, menegaskan kembali pentingnya diskusi dan mentoring sebagai jantung dari writing workshop ini. Ia menekankan bahwa menulis bukan hanya soal teknik, tetapi juga proses belajar bersama dan saling menguatkan.

Selanjutnya, Master of Ceremony (MC)  Aakanksha Mehrota dari TGI India mempersilakan Dwi Sari Purpaningtyas (UB) untuk memberikan ulasan atas pelaksanaan writing workshop hari pertama, disusul oleh Dr. Chris dari TGI India.

Refleksi para peserta menegaskan bahwa hari pertama workshop telah membuka wawasan baru sekaligus memberikan bekal praktis untuk meningkatkan kualitas penulisan ilmiah dan kebijakan.

Tepat pukul 17.32 IST, Writing Workshop hari pertama resmi ditutup – meninggalkan antusiasme dan kesiapan peserta untuk melanjutkan proses menulis yang lebih terarah pada hari-hari berikutnya. *** [151225]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo     |     Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment