“Untuk mewujudkan pelayanan jantung terpadu di Kabupaten Malang, preventif dan kuratif harus jalan bareng”, kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, drg. Arbani Mukti Wibowo, saat memberikan sambutan dalam acara rapat koordinasi (rakor) lintas sektor di Ruang Multimedia, Lantai 2 Dinkes Kabupaten Malang, Senin (11/10).
Rakor ini dihadiri 4 instansi terkait, seperti BAPPEDA Kabupaten Malang, Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya, RSUD Kanjuruhan Kepanjen, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.
Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang |
“Ada 4 pelayanan dalam Program Pelayanan Kesehatan Jantung Terpadu di Kabupaten Malang”, ujar Arbani. “Yaitu pelayanan promotif dan preventif dengan Posbindu SMARThealth oleh kader di desa, pelayanan pemeriksaan jantung di Puskesmas dengan telemedicine EKG, pelayanan kegawatdaruratan jantung dengan armada ambulance advance (ICU Mobile) di Kabupaten Malang, dan pelayanan kuratif RSUD Kanjuruhan sebagai rumah sakit pusat rujukan jantung jejaring dengan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) Jakarta.”
Peserta rakor di sisi utara Ruang Multimedia Lantai 2 Dinkes Kabupaten Malang |
Kemudian dilanjutkan dengan membacakan susunan acara dalam rakor ini, dan diteruskan dengan doa menurut keyakinannya masing-masing.
Peserta rakor di sisi timur Ruang Multimedia Lantai 2 |
Namun sebelum diskusi dimulai, Kepala Dinkes meminta kedua Wakil Direktur (Wadir) dari RSUD Kanjuruhan untuk memberikan gambaran terlebih dahulu terkait persiapan RSUD Kanjuruhan menjadi pusat rujukan jantung jejaring RSJPDHK.
Ruang Multimedia Lantai 2 |
“Tahun 2021 ini, RSUD Kanjuruhan telah membuat proposal untuk mengajukan block grant untuk pembangunan gedung pusat pelayanan jantung terpadu. Lahan sudah ada seluas 2,5 hektar di belakang RSUD Kanjuruhan”, katanya
Masukan dari BAPPEDA Kabupaten Malang dalam diskusi |
Usai penjelasan para Wadir RSUD Kanjuruhan itu, acara diskusi pun dimulai yang dipandu langsung oleh Kepala Dinkes Kabupaten Malang. Usulan pertama datang dari Anik S. dari BAPPEDA Kabupaten Malang. Dalam kesempatan itu, Anik mengatakan bahwa persyaratan lahan untuk membangun gedung pusat layanan jantung itu harus dicukupi dulu. Baru kemudian merencakanan pembangunan gedung yang berbiaya besar. Diperkirakan akan menelan biaya 300 milyar.
Masukan dari Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya |
Setelah penjelasan dari Cipta Karya, Kepala Dinkes mempersilakan kepada dr. Bobi Prabowo, Sp.EM., M. Biomed selaku Plt Kepala Seksi Pelayanan Medik. Dalam kesempatan itu, dr. Bobi menguraikan panjang lebar perihal Kabupaten Malang masuk dalam akselerasi layanan jantung terpadu atau penanganan kardiovaskular rujukan dari Kemenkes.
Paparan kesiapan RSUD Kanjuruhan oleh Plt Kepala Seksi Pelayanan Medik |
Untuk mewujudkan rumah sakit pusat rujukan pelayanan jantung, tenaga kesehatan yang telah mengambil spesialis jantung tidak serta merta bisa langsung bekerja, melainkan harus menempuh pendidikan satu tahun lagi untuk mendapat sertifikat sebagai SDM sesuai standar nasional.
Tim SMARThealth UB menyimak dengan seksama jalannya rakor |
Untuk integrasi itu, Kepala Dinkes menugaskan Kepala P2P dan Kepala Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa Dinkes Kabupaten Malang agar supaya nantinya berkoordinasi dengan RSUD Kanjuruhan dengan melihat road map yang akan dibuat oleh RSUD Kanjuruhan.
Bila hal ini terwujud maka menurut Kepala Dinkes sekaligus akan tercipta hospital without wall. Hospital without wall merupakan program pemerintah yang memaksimalkan peranan rumah sakit di masyarakat dengan tidak hanya berkutat di sektor kuratif dan rehabilitatif akan tetapi menggiatkan usaha promotif dan preventif. Salah satunya dengan sistem jemput bola dengan menitikberatkan pada pembinaan masyarakat dengan pemberian edukasi kesehatan kepada masyarakat melalui kunjungan dan kegiatan lainnya yang sifatnya membina komunitas. *** [111021]
Oleh: Budiarto Eko KusumoEditor: Budiarto Eko Kusumo