Senja mulai turun saat langkah menjejak kawasan hijau nan teduh, De Djawatan Forest. Tempat yang ikonik itu menjadi awal perjumpaan dengan Tim Enumerator yang bertugas melakukan Household (HH) Listing di Desa Wringinagung, salah satu enumeration area (EA) di Kabupaten Banyuwangi dalam penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NHIR-GHRC NCDs & EC), pada Rabu (02/07).
Suasana pertemuan sesaat tersebut, membuka jalan bagi Fasilitator NIHR UB untuk melakukan kunjungan ke basecamp Tim Wringinagung setelah pulang dari De Djawatan Forest. Artinya, Tim Formative Study sudah kembali ke home base di New Surya Hotel (NSH) dan Tim Wringinagung juga telah balik ke basecamp di Dusun Jatisari RT 02 RW 02 Desa Wringinagung, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.
Sesuai janji, Fasilitator NIHR UB menyempatkan diri menyambangi basecamp Tim Wringinagung di malam hari. Ada dua alasan di balik kunjungan tersebut. Pertama, jarak basecamp dari NSH, tempat Tim Formative Study bermarkas, hanya sekitar 800 meter. Kedua, waktu yang tak terkejar saat mengantar rombongan Tim Enumerator ke Banyuwangi usai Pelatihan Enumerator HH Listing Aplikasi SMARThealth di Ijen Suites Resort & Convention Malang (Jumat, 13/06), karena padatnya jadwal mendampingi Tim Enumerator beraudiensi dengan Kepala Desanya.
Berangkat menggunakan jasa ojek online, Fasilitator NIH UB diantar oleh driver Mas Ahmad Rafi Saldi menuju basecamp yang ternyata berada tepat di belakang NSH, dekat Naura Meubel Jati Belanda, di sudut sebuah gang kecil.

Di basecamp itu, suasana hangat langsung terasa. Tim Wringinagung menyambut dengan ramah dan bernuansa pertemanan ala enumerator. Tim Wringinagung terdiri atas tujuh personil, yang terdiri dari Fikri Fauzi, S.ST, Gema Respati Arie Widodo, SKM, Indah Nursafitri, SKM, Kusnul Bita Y.S., S.Gz., Maharany Triastuti Januarizki, S.ST, Sundiyanto, S.Sos., dan St Nurwisucho Asih, S.ST.
Kunjungan malam itu bukan hanya ajang silaturahmi, tetapi juga merupakan bagian dari supervisi lapangan. Kami duduk santai, berbincang tentang dinamika kegiatan HH Listing, kendala lapangan, dan strategi yang mereka gunakan dalam berinteraksi dengan masyarakat. Dalam tradisi enumerator, supervisi yang efektif adalah perpaduan antara bimbingan, dukungan, dan pengawasan. Tujuannya bukan sekadar memastikan hasil kerja yang baik, melainkan juga menciptakan ruang tumbuh bagi setiap anggota tim. Sebagaimana dikatakan oleh Bruce Barton (1886 – 1967), penulis The Man Nobody Knows (1925):
“The five steps in teaching an employee new skills are preparation, explanation, showing, observation and supervision” (Lima langkah dalam mengajarkan keterampilan baru kepada karyawan adalah persiapan, penjelasan, pertunjukan, observasi, dan pengawasan).
Prinsip inilah yang menjadi napas dalam supervisi malam itu – mendengarkan, mengamati, dan menyemangati.

Tak hanya dengan Tim Enumerator, Fasilitator NIHR UB juga sempat berdialog dengan Kepala Dusun (Kasun) Sumberjaya, Singgih, ketika ia menengok basecamp. Dalam kesempatan itu, Fasilitator juga menjelaskan bahwa setelah HH Listing selesai, kegiatan akan dilanjutkan dengan skrining. Setelah memahami keterkaitan antara kedua agenda tersebut, Kasun Singgih yang semula mengira para enumerator adalah mahasiswa KKN pun mulai memahami peran mereka dalam studi yang lebih luas.
Sekitar satu jam lebih waktu dihabiskan dalam suasana akrab. Obrolan tak melulu soal teknis lapangan, tetapi juga tentang keseharian, keunikan desa, dan harapan masyarakat terhadap data yang sedang dihimpun.
Setelah semakin malam, Fasilitator NIHR UB berpamitan dan diantar kembali ke NSH oleh Gema Respati, salah satu anggota tim. Namun sebelum masuk ke halaman NSH, Fasilitator menngajaknya wedangan sejenak di angkringan depan NSH.
Kunjungan ke basecamp Tim Wringinagung ini bukan hanya tentang menjalankan tugas, tetapi tentang membangun semangat tim, menjalin hubungan, dan menegaskan bahwa data terbaik lahir dari kerja kolektif yang tulus dan terhubung dengan masyarakat. *** [070725]
Oleh: Budiarto Eko Kusumo | Editor: Budiarto Eko Kusumo