Photovoice 3 Desa Krebet: Merangkul Cerita Dalam Foto

“Bercerita adalah cara paling ampuh untuk menyampaikan ide ke dunia.” — Robert McKee

Cerita dalam foto merupakan perangkat penting dalam handphone (HP) menjadi nilai kreatif. Dengan merangkai narasi ke dalam gambar Anda, Anda memanfaatkan kecintaan manusia yang melekat pada cerita, membuat foto Anda lebih relevan, menarik, dan berkesan.
Ini bukan hanya tentang menciptakan foto yang menarik secara visual; ini tentang menangkap momen dan emosi yang berkesan, mengungkapkan pemahaman dan hubungan yang lebih dalam dengan dunia di sekitar kita.
Bertempat di Rumah Aspirasi yang beralamatkan di Jalan Raya Krebet Timur No. 20 Dusun Krajan RT 20 RW 05 Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, pada Kamis (14/11), 10 orang kader kesehatan akan berkumpul lagi untuk belajar menulis teks untuk foto atau storytelling pada tahap ketiga photovoice ini.
Kegiatan ini dimulai pada pukul 13.50 WIB. Sebelum menuju ke ruang pertemuan di lantai 2, 10 orang kader kesehatan yang menjadi peserta photovoice 3 ini makan siang terlebih dahulu di lantai bawahnya.

Photovoice 3 Desa Krebet: Merangkul Cerita Dalam Foto
Sambutan Kepala Desa Krebet dalam Photovoice Tahap 3 di Rumah Aspirasi Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang

Makan siang tersebut merupakan konsumsi yang telah dimasak oleh kader dan dinikmati kader secara bersama-sama, tak terkecuali fasilitator Photovoice dan fasilitator NIHR dalam penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) Theme 3: People Empowerment and Community, atau yang familiar disebut Tim CEI (Community Engagement and Involvement).
Selesai makan siang bersama, acara langsung berpindah tempat di lantai 2. Pembawa acara Rodiyah mengucapkan selamat datang kepada semua peserta, dan memandu doa untuk kelancaran kegiatan ini.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Desa (Kades) Krebet Drs. Nurkholis, M.Si. Dalam sambutannya, Kades Nurkholis mengucapkan terima kasih atas perhatian persoalan sampah di Desa Krebet ini. Ia berharap semoga pelatihan ini bisa memberikan manfaat kepada masyarakat nantinya.
Usai sambutan dari Kades Krebet, acara disambung dengan sambutan dari fasilitator Photovoice Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K. Pada kesempatan itu, Christina mengucapkan terima kasih kepada Kades Nurkholis atas fasilitas yang diberikan dalam kegiatan photovoice ini.

Suasana kegiatan photovoice tahap 3 kader kesehatan di Rumah Aspirasi Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang

“Kita masih belajar dan terus akan belajar,” jelas fasilitator Photovoice. “Nanti dalam storytelling ini akan diajarkan oleh fasilitator NIHR.”
Memasuki materi, fasilitator NIHR menerangkan perihal storytelling: arti storytelling; sebuah cerita: 5W & SW; berita vs storytelling; mengapa orang tertarik pada cerita; penulisan storytelling; dan SHOWeD.
Dalam storytelling ini, sesungguhnya kader kesehatan diajarkan untuk menuangkan ke dalam tulisan dari cerita foto yang diambilnya dan pada photovoice 2 telah diverbalkan dihadapan fasilitator Photovoice pertemuan sebelumnya, yakni pada Rabu (23/10).
Bercerita melalui foto adalah bentuk bentuk seni merangkul cerita dalam sebuah foto, yang memerlukan pemahaman mendalam tentang narasi yang penulis ingin sampaikan. Intinya, ini tentang menangkap momen-momen yang, jika disatukan, akan mengungkap cerita yang lebih besar. Cerita ini bisa berupa eksplorasi masalah sosial, atau pengelolaan sampah dan kesehatan masyarakat.

Fasilitator NIHR berikan materi Storytelling untuk kader kesehatan dalam kegiatan Photovoice Tahap 3 di Rumah Aspirasi Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang


Seperti kata Robert McKee, seorang pengajar menulis kreatif yang secara luas dikenal dan populer dengan “Seminar Cerita”, yang ia kembangkan saat menjadi profesor di University of Southern California, “Storytelling is the most powerful way to put ideas into the world” (Bercerita adalah cara paling ampuh untuk menyampaikan ide ke dunia).
Kutipan Robert McKee ini menunjukkan bahwa cerita adalah media yang sangat efektif untuk mengomunikasikan ide, nilai, dan konsep kepada orang lain. Melalui bercerita, ide-ide yang rumit menjadi lebih relevan dan mudah diingat karena cerita melibatkan emosi, menciptakan hubungan, dan menarik perhatian dengan cara yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh konsep abstrak atau penjelasan sederhana.
Pengajaran materi storytelling yang dilakukan oleh fasilitator NIHR ini juga sekaligus menjadi bahan koreksi bagi kader kesehatan yang telah menuangkan sebagian ceritanya ke dalam tulisan. Artinya, ada persyaratan yang harus dipenuhi dalam penulisan storytelling seperti yang telah dijelaskan oleh fasilitator NIHR.
Dari situ, kemudian kader kesehatan akan berusaha melakukan perbaikan tulisan storytelling, dan akan dipresentasikan lagi pada pertemuan berikutnya yang dijadwalkan pada Sabtu (23/11) mendatang. *** [241124]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo     |     Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment